Welcome to Ismail's Blog

Blog yang baik, Blog yang Syar'i dan tidak ketinggalan dunia masa kini

Kamis, 07 April 2011

Tiga Pilar Keimanan



“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar ”.[makna QS AlHujuuraat,ayat 15].

Dari ayat diatas,dapat kita ambil pengertian bahwa yang dikatakan mu’min itu : pertama dia percaya kepada Allah dan rasul-Nya. Kedua, istiqamah atau tetap pendiriannya, sedangkan yang ketiga yaitu Berjihad fi Sabilillah. ketiga persyaratan itulah yang menjadikan seseorang menjadi SHADIQ, atau benar- benar beriman.

Pertama : Iman kepada Allah itu adalah mutlak adanya, karena Iman kepada Allah berarti menentukan jalan hidup. Manusia perlu kepada kepercayaan yang benar dalam hidupnya, sebab kepercayaan yang benar akan membawa kepada kehidupan yang benar. Sebaliknya, kepercayaan yang salah akan membawa kepada jalan hidup yang juga salah. Sebagai contoh: beberapa waktu yang lalu kita pernah dengar berita kecelakaan kereta api di India. Penyebabnya tak lain adalah, karena masinisnya tak tega menabrak sapi yang sedang tidur-tiduran di rel. Dari pada menabrak sapi, sang masinis memilih menghentikan kereta secara mendadak, yang mengakibatkan, ratusan nyawa menjadi korban. Hal ini terlihat sepele, tapi bagi orang India yang punya kepercayaan, bahwa sapi itu binatang suci adalah suatu pengorbanan tentunya. Ini suatu bukti betapa tragisnya suatu kepercayaan yang salah. Alhamdulillah kita sudah mempunyai kepercayaan yang benar, yaitu Iman kepada Allah. Dan ini perlu kita syukuri bersama. Dengan demikian kita juga sudah punya landasan yang kuat dan tempat bergantung yang juga kokoh. Salah satu pra-syarat agar kebudayaan itu lestari, dia haruslah disandar dan digantungkan kepada sesuatu yang Maha Kokoh. Kebudayaan Mesir Kuno, umpamanya, betapapun prestasinya membuat Piramyda, toh sekarang tinggal sejarah yang tak up to date lagi. Mengapa ? karena tak disandarkan kepada Iman Tauhid. Banyak lagi contoh- contoh dari kebudayaan yang rapuh itu. Kedua : Istiqamah, artinya tetap ta'at / berpegang teguh terhadap asas dalam menjalankan ajaran Islam.Istiqamah itu adalah sumber kekuatan. Dengan Istiqamah Allah berjanji akan menurunkan Malaikat dan menumbuhkan sikap dan jiwa yang berani menghadapi kehidupan ini.

***41:30***
“ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

***41:31***
“ Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta”.

***41:32***
“ Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Ketiga : Jihad. Artinya, Segala bentuk usaha yang kita lakukan secara maksimal untuk penerapan ajaran Islam, baik dalam diri pribadi, maupun dalam masyarakat. Ibnu Qayyim membagi Jihad itu kepada tiga : jihad mutlak dan jihad hujjah serta jihad  'amm. Jihad mutlak yaitu dalam pertempuran, sedangkan jihad hujjah yaitu upaya ilmiyah memberi pengertian tentang Islam kepada orang yang belum  mengerti atau Non Muslim, sedangkan Jihad 'amm, yaitu jihad dalam bentuk moral, material, harta dan lain-lain.

0 komentar: